Assalamu'alaikum ...

Cara Menghentikan Terima Email Pemberitahuan Dari Facebook

Jikalau saat ini anda mengalami suatu permasalahan terhadap mailbox email kamu, terutama kiriman dari beberapa social network yang kamu ikuti seperti Friendster, Facebook bahkan Twitter, tentunya ada satu resiko alias harga yang harus kita bayar.

Banyak teman tentunya juga tambah masalah, inilah realita kehidupan nyata. Tapi awas, bukan hanya di kehidupan nyata yg bisa terjadi spt itu. Di dunia maya pun keadaan ini bisa terjadi walaupun tidak dalam skala yang mengkhawatirkan, paling-paling bikin repot. Jika setiap hari anda dipusingkan dengan kiriman-kiriman email spam, ada lagi yang bukan spam tapi juga bikin kesel yang walaupun secara tanpa sengaja adalah dampak dari persetujuan anda.

Secara default ketika kita setuju menjadi salah satu anggota di social network, dalam hal ini Facebook,kiriman-kiriman email berisi notifikasi akan selalu memenuhi inbox email anda. Hal ini terjadi karena setting defaultnya memang spt itu. Isi email notifikasi / pemberitahuan Facebook antara lain tentang ajakan untuk join di group, email berisi pemintaan / request menjadi teman, email berisi pesan pribadi dan tidak mustahil berisi newsletter dari Facebook.

Nah, jika teman sedikit, mungkin bukan problem, tapi jika teman sudah banyak, ditambah lagi email2 lain yang menghiasi mailbox, kita sudah saat akan mengalami kewalahan. Untuk itu, kita bisa menghentikan kiriman surat notifikasi / pemberitahuan utk fitur tertentu, misalnya kita ingin berhenti dikirimkan mengenai permintaan join ke group tertentu, kita dapat belajar settingnya di sini.

1. Login ke FAcebook.
2. Pilih Account Settings yang ada di menu Settings
3. Lalu pilih Notifications
4. Toggle di sisi Off pada pilihan Invites me to join a group.

Nah, untuk “mematikan” atau menghidupkan yang lain, silahkan pilih ON/OFF.
NB: Jangan takut salah untuk mencoba On/Off karena tidak akan menyebabkan kerusakan data ataupun menyebabkan kita diban Facebook.

Kenapa Kita harus Belajar Komputer & Teknologi Informasi

Kenapa Kita harus Belajar Komputer & Teknologi Informasi

Dijaman seperti sekarang ini, dimana semua nya serba canggih dah nggak seperti jaman nenek moyang kita dulu, kalo ngolah data masih manual, main tulis, atau ketik terus pakai mesin tis sampai jempol n telunjuknya kapalan (he…he..he… nostalgia kelabu pakai mesin tik). Sekarang apa apa serba komputerisasi. Mulai anak TK saja sekarang dah kenal yang namanya komputer. Malah dah pada keren keren pengetahuan tentang komputer tuh anak anak kecil. Termasuk penguasaan hardware komputer, penguasaan software dan operating system, . Pokoknya komputer sekarang sudah menjadi bagian yang penting untuk membantu manusia mengerjakan tugas tugasnya.Entah itu dikantor, entah di sekolah entah dirumah, komputer pasti dibutuhkan dan sangat membantu sekali.Nah, awas tuh yang punya komputer cangih, tapi tidak didaya-gunakan. kacian, deh.Dan hampir setiap rumah pasti memiliki komputer atau laptop. Soalnya hari geni gak punya kompie ? Ngak gaul, deh….
Dan di masa yang semakin dan semakin maju ini, tidak bisa mengoperasikan komputer merupakan salah satu hal yang sifatnya agak memalukan ( tenang masih agak kok, belum sangat memalukan). Sebab kebanyakan sekarang tugas sekolah maupun kuliah kebanyakan melibatkan komputer sebagai media atau alat buat mengolah data. Belum lagi kalo tugas kudu nyari di internet, otomatis kan kudu pake perantara komputer. Bisa si pake HP, Cuma kok capek aja tuh mata pelototin tuh hp yang kecilJadi mau nggak mau, suka ndak suka meski bukan bidangnya, kan teteup harus dan kudu bisa komputer. Meski sekedar ngetik atau buka windows explore :D. Pokoknya yang penting ngerti dah…gak usah muluk muluk bisa bongkar regedit segala.
So dari sini kita jadi punya alasan kenapa kok belajar komputer. Paling nggak biar ngerti gimana cara menggunakannya kalo suatu waktu disuruh dosen atau guru nyari tugas, atau bikin laporan. Biar kita nggak disebut katro atau gaptek di jaman yang apa apa sudah di bikin sistem komputerisasi. Biar kalo ke warnet ndak malu sama operatornya yang cakep gara gara kebanyakan nanya . soalnya ada tuh yang ke warnet tapi cara nyalain komputernya aja kagak tau caranya ^^. Hari gini gitu loh ….(Oops…bukan menghina, tapi yang nulis ini juga dulunya kagak ngarti kok)
Beberapa yang saya sebut diatas adalah beberapa contoh jawaban dan alasan kenapa kita belajar komputer. Ya pokoknya biar bisa, karena memang nggak bisa dipungkiri. Sekarang di era globalisasi adalah jamannya komputer dan dunia IT berkembang dengan pesat. Bisa dikatakan saban waktu yang namanya teknologi informasi up to date terus. Kalo mau ngikuti pusing sendiri deh..hehehehe…
(Sumber :luminance-ady)

PELAJAR IDEAL... GURU PROFESIONAL...

PELAJAR IDEAL... GURU PROFESIONAL...

PELAJAR IDEAL...
Sekolah merupakan jembatan emas menuju masa depan yang gemilang. Dengan bersekolah orang belajar berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mempersiapkan masa depan. Mereka yang sukses selalu mereka yang bersekolah. Jarang (bahkan tidak ada) buta huruf & buta aksara yang meraih sukses. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa setiap orang yang bersekolah (automaticly) akan memiliki masa depan yang cerah. Karena masa depan merupakan sesuatu yang berbeda dengan masa sekarang. Masa sekarang (bersekolah) terasa sangat indah, romantis, bersahabat dan nyaman. Sementara masa depan yang berjarak lima, delapan, atau sepuluh tahun dari sekarang akan diwarnai oleh persaingan (kompetisi), dan tuntutan kebutuhan hidup yang kompleks.Pada era globalisasi, kita tidak hanya berkompetisi dengan kerabat sekampus atau sekampung. Tetapi setiap orang (mau atau tidak mau) akan berkompetisi dengan orang lain dari berbagai belahan bumi. Ada orang Amerika, Inggris, Australia, Malaisia, Singapore, Arab Saudi, dan lain-lain. Jaminan untuk bertahan (eksis) adalah keterampilan dan profesionalisme. Setiap orang mesti memiliki keterampilan dan/untuk menjalani profesi tertentu. Keterampilan merupakan seperangkat keahlian (teknis) untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas tertentu dalam tempo yang relatif singkat. Keterampilan yang didukung oleh konsep dan apresiasi terhadap pekerjaan secara fokus, konprehensif dan utuh akan melahirkan profesionalisme. Untuk memiliki profesi (menyandang status profesional) orang mesti memiliki keterampilan, pekerjaan dan kualifikasi pendidikan yang koheren. Artinya, keterampilan, dan pekerjaannya didasari oleh kualifikasi pendidikan yang relevan; atau sebaliknya kualifikasi pendidikan mendukung keterampilan dan pekerjaannnya.Oleh karena itu, perencanaan studi, profesi, karier dan masa depan merupakan salah satu hal yang penting bagi anak sekolah selain prestasi akademik. Sejak di bangku sekolah keputusan tentang profesi yang akan dipilih harus dibuat.

Tipe Pelajar
Berdasarkan dua kriteria tersebut yakni perencanaan masa depan dan prestasi akademik, maka tipe pelajar dapat dibagi dalam 6 kategori. Secara sederhana hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1. Pelajar tipe A
Dalam klasifikasi ini, pelajar tipe A ditandai oleh prestasi akademik yang tinggi dan perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 7,5 – 9. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, kesopanan, dan akhlakul karimah. Pada sisi lain, dalam pikiran atau perasaannya telah tergambar (visualisasi) seseorang yang profesional. Mungkin ia menggambarkan dirinya sebagai dokter, tentara, guru, ustadz, mekanik, wartawan, pegiat sosial, penulis pada tiga,
lima atau delapan tahun dari sekarang.
2. Pelajar tipe B
Pelajar tipe B ditandai oleh prestasi akademik sedang dan memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 6 – 7,5. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, yang tiak terlalu brilyan. Nilai raport tersebut juga mencerminkan dan akhlakul karimah. Meskipun tidak terlalu brilyant, dalam pikiran atau perasaannya telah tergambar (visualisasi) seseorang yang profesional. Mungkin ia menggambarkan dirinya sebagai perawat, dokter, tentara, guru, ustadz, mekanik, montir, pedagang, kontraktor, wartawan, pegiat sosial, penulis pada tiga, lima atau delapan tahun dari sekarang.
3. Pelajar tipe C
Pelajar tipe C ditandai oleh prestasi akademik yang rendah tetapi memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 5 – 6. Angka tersebut merupakan angka repetisi (mengulang) kelas setelah tinggal kelas. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, yang rendah. Meskipun demikian, dalam pikiran atau perasaannya telah tergambar (visualisasi) seseorang yang profesional. Mungkin ia menggambarkan dirinya sebagai tentara, mekanik, pegiat sosial, pedagang, pengendara (driver), satpam, karyawan pada tiga,lima atau delapan tahun dari sekarang.
4. Pelajar tipe D
Pelajar tipe D ditandai oleh prestasi akademik yang tinggi tetapi tidak memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 7,5 - 9. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, kesopanan, dan akhlakul karimah. Meskipun demikian, ia tidak memiliki arah dan cita-cita yang realistis. Ia hanya menggambarkan dirinya menjadi orang yang hebat, terkenal, dan tersohor. Gambaran tersebut bersifat sumir. Tidak real.
5. Pelajar tipe E
Pelajar tipe E ditandai oleh prestasi akademik yang sedang tetapi tidak memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka berada pada rentangan angka 6 - 7,5. Nilai raport tersebut secara obyektif dan valid mencerminkan kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, menganalisis, aplikasi, kesopanan, dan akhlakul karimah. Secara akademis tergolong menengah. Meskipun demikian, ia tidak memiliki arah dan cita-cita yang realistis. Sama seperti pelajar tipe D, ia menggambarkan dirinya (pada masa depan) menjadi orang yang hebat, terkenal, dan tersohor, tetapi tidak konkrit/real. Mungkin ia berpandangan bahwa suatu saat (di masa yang akan datang) setelah merampungkan studi (sekolah) ia akan bekerja pada organisasi atau instansi atau perusahaan.
6. Pelajar tipe F
Pelajar tipe F ditandai oleh prestasi akademik yang rendah dan tidak memiliki perencanaan masa depan yang jelas. Secara akademis, nilai raport mereka sangat jelek. Sebagaimana halnya pelajar pada tipe C mereka tinggal kelas, dan baru naik kelas setelah mengulang. Kemampuan berpikir, menghafal, menalar, menulis, berhitung, hanya pas-pasan. Di samping itu mereka tidak memiliki arah dan cita-cita yang realistis. Ia bahkan tidak pernah atau tidak berani menggambarkan dirinya menjadi orang yang profesional. Ia bersekolah hanya untuk mengikuti irama sosial. Boleh jadi di sekolah ia tidak memiliki motivasi.
Menjadi Pelajar Ideal.
Berdasarkan klasifikasi tersebut di atas, maka menjadi pelajar ideal berarti menjadi pelajar tipe A & B. Ciri khas pelajar tipe A & B adalah memiliki perencanaan masa depan yang real sejak dini. Di samping itu mereka juga memiliki intelegensi yang baik. Prestasi akademik dan akhlak mereka baik. Dengan karakteristik tersebut mereka menjadi orang yang sangat diharapkan oleh orang tua, guru, bangsa, negara dan agama.
GURU PROFESIONAL...
Tidak mudah menjadi guru yang baik, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil.

Pertama.
Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.

Kedua.
Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.

Ketiga.
Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar.

Keempat.
Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.

Kelima.
Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak beranibertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil.
Keenam.
Memiliki rasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.

Ketujuh.
Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau menyejahterakan kehidupan guru. Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merigikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Jangan pusingkan gunjingan orang lain, ingatlah pepatah “anjing menggonggong bajaj berlalu.”

Kedelapan.
Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. Namun pangillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.

Kesembilan.
Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai.